Selasa, 26 Juni 2012

Komposisi Cat Gram A, B, C dan D


Komposisi Cat Gram       :
          1.  Gram A :  Kristal Gentian Violet.
          2.  Gram B : KI dan I2
          3.  Gram C : Aseton + EtOH
          4.  Gram D : Safranin
Pengecatan Gram            :

 
image                           
1.       Cat Gram A         :
·         Kristal Violet              :  2 gram
·         Etil Alkohol 95           :  20 ml
·         Ammonium Oksalat    :  0,8 gram
·         Akuades                      :  80 ml
berwarna ungu (karena mengandung kristalviolet).
cat primer
Cat Gram A merupakan cat primer yang akan memberi warna mikroorganisme target.
semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat Gram A

2.       Cat Gram B         :
·      Yodium                 :  1 gram
·      Kalium Yodida    :  2 gram
·      Akuades               :  300 ml
  berwarna coklat
  merupakan cat Mordan, yaitu cat atau bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme target
  pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat)

3.      Cat Gram C   :
·      Aseton                         :  50 ml
·      Etil Alkohol 95 %       :  50 ml

  Tidak berwarna
  Berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya
  Akibat pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan:
a.   Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu,karena tahan terhadap alkohol. Ikatan antara catdengan bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol. Bakteriyang bersifat demikian disebut bakteri Gram positif
b.   Bakteri akan tidak berwarna, karena tidak tahanterhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan bakteridilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat demikiandikelompokkan sebagai bakteri Gram negative
4.      Cat Gram D   :
·         Safranin                    :  0,25 gram
·         Etil Alkohol 95 %     :  10 ml
·         Akuades                    :  90 ml

   Berwarna merah
   Merupakan cat sekunder atau kontras
   Cat ini berfungsi untuk memberikan warnamikroorganisme non target
   Cat sekunder mempunyai spektrum warnayang berbeda dari cat primer
    Akibat pemberian cat Gram D, akan terjadi 2 kemungkinan :
a.       Bakteri Gram positif akan tetap berwarna ungu, karena telah jenuh mengikat cat Gram A sehingga tidak mampu lagi mengikat cat Gram D.
b.      Bakteri Gram negative akan berwarna merah, karena cat sebelumnya telah dilunturkan oleh cat Gram C maka akan mampu mengikat cat Gram D.
  Mikroorganisme berwarna ungu     Gram positif
  Mikroorganisme berwarna merah  Gram negative

1.      Teori  Salton  :
   Gram negative : kadar lipid tinggi (20 %) didalam dinding sel. Zat lipid ini akan larut selama pencucian dengan alkohol. Pori-pori pada dinding sel membesar,sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak berwarna.
   Bakteri Gram positif : mengalami denaturasi protein pada dinding selnya akibat pencucian dengan alkohol.Protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks Kristal yodium yang berwarna ungu dipertahankan dan bakteri akan tetap berwarna ungu

2.  Teori permeabilitas dinding sel        :
   Gram positif : mempunyai susunan dinding yang kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan. Permeabilitas dinding sel kurang, dan kompleks Kristal yodium tidak dapat keluar.
   Gram negatif : lapisan peptidoglikan yang tipis,hanya 1 –2 lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar sehingga masih memungkinkan terlepasnya kompleks kristal yodium.

Pengertian preparat adalah sampel spesimen yang diletakkan atau dioleskan pada permukaan gelas obyek (object glass) atau slides, dengan atau tanpa pewarnaan, yang selanjutnya dapat diamati di bawah mikroskop.

·    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGECATAN GRAM

1. Kelebihan :  Pengecatan Gram penting sebagai pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik, sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi (kultur dan tes kepekaan bakteri terhadap antibiotik). Hal ini karena bakteri Gram positif dan negatif mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis antibiotika.
Kadang-kadang morfologi bakteri yang telah dicat Gram mempunyai makna diagnostik. Misalnya pada pemeriksaan Gram ditemukan Gram negatif diplococci intraseluler dari spesimen pus (nana) uretral, maka memberikan presumptive diagnosis untuk penyakit infeksi gonore.

2.  Kekurangan :  Pengecatan Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih dari 104 per ml. Sampel yang cair dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan serebrospinal, memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan mikroorganisme tersebut. Pellet (endapan hasil sentrifuge) kemudian dilakukan pengecatan untuk diperiksa secara mikroskopis.

·         Perbedaan Bakteri Gram Negatif dan Bakteri Gram Positif        :
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif,sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3nm).

Sifat
Gram Positif
Gram Negatif
Komposisi dinding sel
Kandungan lipid rendah
Lipid tinggi
Ketahanan terhadap penisilin
Lebih sensitif
Lebih tahan
Penghambat warna basa
Lebih dihambat
Kurang dihambat
Kebutuhan Nutrien
kompleks
Relative sederhana
Ketahanan terhadap perlakuan fisik
Lebih tahan
Kurang tahan.
Genus bakteri yang termasuk gram negatif adalah Enterobactericeae, Salmonella spp, Shigellaspp, E. Coli, Yersinia enterolitica. Sedangkan bakteri gram positif adalah
Staphylococci, Streptococci,Enterococci, Clostridium, Bacillus .

Reagen-reagen yang digunakan dalam pengecatan gram adalah:
1.       Larutan violet kristal hucker (1 tetes) sebagai cat utama yang akan diikat oleh peptidoglikan bakteri.
2.      Iodin (1 tetes) sebagai mordan untuk mengintensifkan cat utama
3.      Ethanol 95% (secukupnya sampai cat utama luntur), sebagai bahan peluntur untuk melunturkan cat utama
4.      Safranin (1 tetes) sebagai cat penutup untuk mewarnai kembali sel-sel yang sudah kehilangan warnacat utamanya.

Pada saat pemberian larutan cat kristal violet, bakteri gram positif dan negatif sama-samaberwarna ungu. Saat ditetesi iodin, pada gram positif terbentuk kompleks iodin kristal violet sehingga sel berwarna biru, demikian juga gram negatif. Namun setelah pencucian dengan etanol warna ungu yang diikat oleh bakteri gram negatif luntur, sedangkan pada bakteri gram negatif tidak. Pada gram negatif lemak terekstraksi dari dinding sel sehingga pori membesar dan kompleks violet kristal-iodin keluar sel, sedangkan pada gram posotif dinding sel dehidrasi, pori berkerut dan permeabilitas rendah sehingga kompleks violet kristal-iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasm sehingga sel tetap biru/ungu. Saat penambahan safranin, bakteri gram negatif mengikatnya sedangkan gram negatif melewatkannya.

Bakteri gram-positif adalah bakteriyang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakterigram-negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenisbakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan  alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna  penimbal ( counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka .

Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).


10 Cacing Parasit Yang Hidup di Dalam Tubuh Manusia

1.     Cacing Tambang (Necator americanus & Ancylostoma duodenale )

Hookworms.JPG http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-inlinethumb37.webshots.com-43812-2188714990104181437S600x600Q85.preview.jpg
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies  :  N. americanus
                 A. duodenale

Cacing tambang parasit adalah cacing parasit (nematoda) yang hidup pada usus kecil inangnya, manusia. Ada dua spesies cacing tambang yang biasa menyerang manusia, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Necator americanus.

http://medicastore.com/images/Hookworm_siklushidup.gif http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-www.environmentalgraffiti.com-wp-content-uploads-2009-05-hookworm-foot4.preview.jpg

Penyakit yang ditimbulkan
Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit. Demam, batuk dan bunyi nafas mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui paru-paru. Cacing dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas. Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat perdarahan usus. Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.
Anchilostomiasis = Penyakit Cacing Tambang.  Parasit penyebabnya Ancylostoma duodenale. Larvanya dapat menembus kulit dan dapat menimbulkan keluhan gatal, letih, lesu, kekurangan darah (anemia).
GEJALA
Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit. Demam, batuk dan bunyi nafas mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui paru-paru. Cacing dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas.
Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat perdarahan usus. Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.

2.     Cacing Gelang ( Ascaris ) / Cacing Perut

Cacing dewasa betina.  http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-inlinethumb45.webshots.com-41516-2977592480104181437S600x600Q85.jpg
Cacing dewasa betina.
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
 Genus:
Spesies:
A. lumbricoides
Nama binomial Ascaris lumbricoides
Linnaeus, 1758

http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-inlinethumb46.webshots.com-2413-2271622290104181437S600x600Q85.preview.jpg
  ascaris2

Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Nemathelminthes Ascaris lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit.Sepupu yang lebih besar dari cacing tambang(hookworm), Ascaris adalah cacing bulat berukuran raksasa yang dapat mencapai sepanjang 40 cm, sedikit lebih besar 1cm. faktanya, 25% persen dari penduduk dunia terinfeksi tentu saja tidak membuatnya lebih diterima di perut kita. Sakit, demam, dan berat infestasi dengan membunuh penyumbatan usus parah hingga 20.000 orang per tahun.
·         Penyakit yang di timbulkan
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa. Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak napas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu. Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.
·         Gejala atau tanda terinfeksi cacing Perut / Ascaris lumbricoides /Cacing gelang yaitu         :
Ø  perut terasa tidak enak
Ø  lesu
Ø  tidak napsu makan
Ø  muka pucat
Ø  mual
Ø  badan kurus
Ø  perut buncit
Ø  Fesesnya encer, kadang bercampur lendir dan darah
Ø  cacing tampak keluar dalam feses
3.     Guinea Worm (cacing guinea) / Dracunculus Medinensis
http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-inlinethumb62.webshots.com-44925-2587178360104181437S600x600Q85.jpg
Kingdom          :  Animalia
Phylum            :  Nematoda
Class               :  Secernentea
Order               :  Camallanida
Superfamily    :  Dracunculoidea
Family             :  Dracunculidae
Genus             :  Dracunculus
Species           :  D. medinensis

·       Penyakit yang ditimbulkan
Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah Dracunculiasis. bentuk cacing ini panjang seperti spagethi bila sudah besar bahkan dapat mencapai 1 meter. biasanya cacing ini masuk kedalam tubuh manusia dari air yang terkontaminasi oleh telur-telur cacing Guinea yang teah di makan oleh Kutu air.
penyakit ini kebanyakan terdapat di bgian afrika dengan keadaan kotor dan miskin serta pendidikan akan kebersihan yang minim.
http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-inlinethumb42.webshots.com-29097-2002226240104181437S600x600Q85.preview.jpg http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-www.environmentalgraffiti.com-wp-content-uploads-2009-05-guinea-worm1.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/27/Drac_life_cycle.gif
·         GEJALA
Gejala-gejala diawali ketika cacing tersebut menembus kulit. Sebuah lepuhan terbentuk pada bukaan. Daerah di sekitar lepuhan gatal, terbakar, dan meradang-bengkak, merah, dan menyakitkan. Material yang dilepaskan cacing tersebut bisa menyebabkan reaksi alergi, yang bisa mengakibatkan kesulitan bernafas, muntah, dan ruam yang gatal. Gejala-gejala reda dan lepuhan tersebut sembuh setelah cacing dewasa meninggalkan tubuh. pada sekitar 50% orang, infeksi bakteri terjadi di sekitar bukaan karena cacing tersebut. Kadangkala persendian dan tendon di sekitar lepuhan rusak.

4.     Cacing Pita (Tapeworm/Taenia)

http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-inlinethumb56.webshots.com-43319-2348978960104181437S600x600Q85.preview.jpg http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-inlinethumb33.webshots.com-42784-2018604970104181437S600x600Q85.jpg

http://medicastore.com/images/Taenia_solium_siklushidup.jpg
 
?Taenia
Skoleks Taenia solium
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Taenia
Linnaeus, 1758
Taenia crassiceps
Taenia pisiformis
Taenia saginata
Taenia solium
Taenia asiatica
Taenia taeniaeformis

Cacing pita (Taenia sp.) bentuknya panjang pipih menyerupai pita, kepalanya kecil dan mempunyai kait untuk melekatkan diri pada dinding usus. Cacing pita mempunyai banyak jenis, tetapi ada tiga yang biasa dikenal yaitu cacing pita daging, cacing pita ikan dan cacing pita babi. Jenis cacingan ini disebabkan pengkonsumsian daging (terutama sapi dan babi) yang mengandung cacing pita dan memasaknya kurang matang.

·         Penyakit yang ditimbulkan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/38/Wamena_cerebralcysticercosis01.jpg/250px-Wamena_cerebralcysticercosis01.jpg
Sistiserkosis pada otak
 
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e0/Histopathology_of_Taenia_saginata_in_appendix_05G0045_lores.jpg/250px-Histopathology_of_Taenia_saginata_in_appendix_05G0045_lores.jpg
Taenia saginata di usus buntu

 
 




Cacing pita Taenia dapat menimbulkan penyakit yang disebut taeniasis dan sistiserkosis. Taeniasis = Penyakit Cacing Pita. Parasit penyebabnya Taenia saginata (daging sapi) atau Taenia soleum (daging babi) dapat menimbulkan keluhan mual, muntah, diare atau sembelit serta dapat pula keluar cacing seperti lembaran pita ketika BAB.  

Gejala klinis terbanyak yang dikeluhkan adalah  :
  • Pengeluaran segmen tubuh cacing dalam fesesnya (95%)
  • Gatal-gatal pada anus (77%)
  • Mual (46%)
  • Pusing (42%)
  • Peningkatan nafsu makan (30%)
  • Sakit kepala (26%)
  • Diare (18%)
  • Lemah (17%)
  • Merasa lapar (16%)
  • Sembelit (11%)
  • Penurunan berat badan (6%)
  • Rasa tidak enak di lambung (5%)
  • Letih (4%)
  • Muntah (4%)
  • Tidak ada selera makan saat lapar (1%)
  • Pegal-pegal pada otot (1%)
  • Nyeri di perut, mengantuk, serta kejang-kejang, gelisah, gatal-gatal di kulit dan gangguan pernapasan (masing-masing <1%).
Dampak kesehatan yang paling ditakuti dan berbahaya akibat larva cacing Taenia yaitu neurosistiserkosis yang dapat menimbulkan kematian. Neurosistiserkosis adalah infeksi sistem saraf pusat akibat sistiserkus dari larva Taenia solium. Neurosistiserkosis merupakan faktor risiko penyebab stroke baik pada manusia yang muda maupun setengah baya, epilepsi dan kelainan pada tengkorak. Sistiserkosis merupakan penyebab 1% kematian pada rumah sakit umum di Meksiko City dan penyebab 25% tumor dalam otak
·      GEJALA
Infeksi oleh cacing dewasa biasanya tidak menyebabkan gejala.
Infeksi yang berat oleh kista bisa menyebabkan nyeri otot, lemah dan demam,
Bila infeksi sampai ke otak dan selaputnya, bisa menimbulkan peradangan, dan bisa terjadi kejang.

5.     Cacing Filaria /Cacing Rambut

filaria
http://www.klikdokter.com/userfiles/cacing-filaria.jpg
 
Wuchereria bancrofti 1 DPDX.JPG
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Upaordo:
Famili:
Genus:
Wuchereria
Wuchereria bancrofti
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
B74.0 [1]

Wuchereria bancrofti itulah nama latinnya.
Cacing filaria mempunyai inang perantara hewan Arthropoda, misalnya nyamuk, dan inang tetap yaitu manusia pada bagian pembuluh getah bening. Pada siang hari, larva berada di paru-paru atau di pembuluh darah besar. Pada malam hari, cacing pindah ke pembuluh arteri atas dan vena perifer di dekat kulit. Apabila cacing yang mati menyumbat pembuluh getah bening, maka menyebabkan pembengkakkan atau terjadinya penyakit kaki gajah (elephantiasis). Mikrofilaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Culex.
http://graphics8.nytimes.com/images/2006/04/08/world/lymph.large.jpg
·       Penyakit yang ditimbulkan
Filariasis = Penyakit Cacing Filaria.
 Salah satu parasit penyebabnya Brugia malayi yang dapat  menimbulkan keluhan sumbatan pada pembuluh limfe, pembengkakan kaki sehingga disebut juga penyakit kaki gajah (elephantiasis). 

Gejala Filariais Akut dapat berupa:
* Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
* Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
* Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
* Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
* Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)

Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

6.    
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBD8yhqK_zszlYPkIM2TKo5Saobcsm3KcBsLRcz3NNdKUWLWuJVf671u5SbRFQ-kimOBbZBDZnrmNoQscAWjjLT41Y0jyHPMrYEQIY6FN1Jqd_v2fxY_sBzgmbemfp7XFlCIy89uIly2o/s400/Ascariasis-post-surgical-1c-full.jpg
 
Cacing kremi

?Cacing kremi
ICD 127.4
Cacing kremi (Enterobius vermicularis).
Cacing kremi (Enterobius vermicularis).
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Upakelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Enterobius
Species
  • Enterobius vermicularis (Linnaeus, 1758)[1]
  • Enterobius anthropopitheci (Gedoelst, 1916)[1]
  • Enterobius gregorii (Hugot, 1983) (disputed)
Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang terutama menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak di dalam usus.
·         Penyakit yang ditimbulkan
  1. Salpingitis (peradangan saluran indung telur)
  2. Vaginitis (peradangan vagina)
  3. Infeksi ulang.
  4. Enterobiasis.Parasit penyebabnya Enterobius vermicularis. Parasit ini  seringkali menimbulkan keluhan gatal-gatal pada daerah sekitar lubang pantat (anus). )
·         Gejala
Gejalanya berupa:
  • Rasa gatal hebat di sekitar anus
  • Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)
  • Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya di sana)
  • Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada infeksi yang berat)
  • Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke dalam vagina)
  • Kulit di sekitar anus menjadi lecet, kasar, atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).
7.     Cacing Cambuk
Cacing cambuk
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a7/Trichuris_trichiura.jpg/200px-Trichuris_trichiura.jpg
Raya:
Filum:
Kelas:
Order:
Keluarga:
Genus:
Spesies:
T. trichiura
Trichuris trichiura
( Linnaeus , 1771)
Cacing bulat (Trichuris trichiura atau trichiuris Trichocephalus) adalah worm yang menyebabkan Trichuriasis ketika menginfeksi manusia usus besar . Hal ini umumnya dikenal sebagai cacing cambuk yang mengacu pada bentuk cacing, melainkan tampak seperti cambuk yang lebih luas dengan "menangani" pada bagian belakang.

Gejala dan patologi

  • Infestasi ringan (<100 cacing) sering tanpa gejala.
  • Infestasi berat mungkin harus berdarah diare .
  • Lama kehilangan darah dapat menyebabkan kekurangan zat besi anemia .
  • Prolaps rektum adalah mungkin pada kasus berat.
  • Vitamin A juga dapat mengakibatkan defisiensi akibat infeksi. [2]
Kerusakan mekanis pada mukosa dapat terjadi serta kerusakan beracun atau inflamasi ke usus dari tuan rumah.
8.      Fasciola hepatica (Cacing Hati)
http://crocodilusdaratensis.files.wordpress.com/2010/10/4.jpg?w=500
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Platyhelminthes
Klas                 : Trematoda
Ordo                : Echinostomida
Genus              : Fasciola
Spesies            : Fasciola Hepatica
Hospes Definitif         : Manusia, kambing dansapi
Hospes Perantara            : I. Keong air (Lymnea)  II. Tanaman air
Nama penyakit                 : fasioliasis
·         DAur Hidup
http://crocodilusdaratensis.files.wordpress.com/2010/10/5.jpg?w=500&h=364
·         Patologi dan Gejala klinis
Terjadi sejak larva masuk kesaluran empedu sampai menjadi dewasa. Parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Selain itu, dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat disaluran empedu dan lamanya infeksi
gejala dari penyakit fasioliasis biasanya pada stadium ringan tidak ditemukan gejala. Stadium progresif ditandai dengan menurunnya nafsu makan, perut terasa penuh, diare dan pembesaran hati. Pada stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari perbesaran hati, ikterus, asites, dan serosis hepatis.

9.     Trichinella spiralis  ( Cacing Otot)


 
Kingdom      :  Animalia
Phylum         :  Nematoda 
Class           :  Enoplea 
Order                   : Trichurida 
Family        : Trichinellidae
Genus            :  Trichinella
Species        :  spiralis
Trichinella spiralis atau disebut juga Cacing Otot adalah hewan dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nematoda. Cacing ini menyebabkan penyakit trichinosis pada manusia, babi, atau tikus. Parasit masuk ke tubuh manusia melalui daging babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus manusia, larva berkembang menjadi cacing muda. Cacing muda bergerak ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan selanjutnya menjadi cacing dewasa. Untuk mencegah terinfeksi oleh cacing ini, daging harus dimasak sampai matang untuk mematikan cacing muda.
·         Penyakit yang ditimbulkan
            Hospes dari binatang ini diantaranya manusia, babi, tikus, beruang, kucing, anjing dan lain-lain. Penyakit dari parasit ini dinamakan trikinosis, trikinelosis, atau trikiniasis.

·         Patologi dan gejala klinis
            Gejalanya bermacam-macam, tergantung kepada jumlah larva, jaringan yang terinfeksi dan keadaan umum penderita  yang disebabkan cacing dewasa dan stadium larva. Banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.Gejala klinis tergantung dari beratnya infeksi Cacing dewasa melakukan invasi ke mukosa usus yang akan menimbulkan gejala yang paling awal dan khas adalah pembengkakan kelopak mata atas, yang terjadi secara tiba-tiba pada hari ke11 setelah terinfeksi.
Selanjutnya terjadi perdarahan pada bagian putih mata, nyeri di dalam mata dan kepekaan terhadap cahaya. Selain itu sakit perut, diare, muntah, dan mual. 1-2 hari sesudah infeksi itulah masa tunas gejala usus. Larva tersebar diotot kira-kira 7 – 28 hari sesudah infeksi. Pada kondisi tersebut akan timbul gejala nyeri otot (mialgia) dan radang otot (miositis) yang biasanya disertai demam (keringat yang berlebihan,  menggigil dan kelemahan, demam biasanya hilang-timbul, sering sampai 38,9˚Celsius dan tetap tinggi selama beberapa hari kemudian turun secara bertahap), eosinofilia dan hipereosinofilia.
Gejala yang disebabkan stadium larva tergantung dari dimana dihinggapi. Apabila masa akut telah lewat maka penderita biasanya sembuh secara perlahan-lahan bersamaan dengan terbentuknya kista dalam otot. Pada infeksi berat larva mencapai 5000 ekor larva/kg berat badan, penderita kemungkinan meninggal dalam waktu 2 – 3 minggu hingga 4 – 8 minggu sebagai akibat kelainan paru, kelianan otak, dan kelainan jantung.

10.   Paragonimus westermani (cacing paru) 
 
Klasifikasi
Kingdom         :   Animali
Phylum            :   Platyhelminthes
Class                :   Trematoda
Ordo                :   Plagiorchiida
Family             :   Troglotrematidae
Genus              :   Paragonimus
Spesies            :   Paragonimus westermani 
Paragonimus westermani merupakan cacing paru yang berasal dari kelas Trematoda, dimana bagian tubuh yang paling utama diserang adalah bagian paru. Paragonimus westermani ini pertama kali ditemukan terdapat pada tubuh dua harimau yang mati, yang berada di benua Eropa pada tahun 1878, dan pada beberapa tahun kemudian barulah cacing paru ini terinfeksi pada manusia yang ditemukan di Formosa, banyak cara bagaimana cacing paru tersebut dapat menular pada manusia,dan penyebarannya pun yang sangat beranekaragam.

·     Patologi dan gejala klinis
Gejala pertama di mulai dengan adanya batuk kering yang lama kelamaan menjadi batuk darah cacing dewasa dapat pula bermigrasi ke alat–alat lain dan menimbulkan abses pada alat tersebut misalnya pada hati dan empedu. Saat larva masuk dalam saluran empedu dan menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu, penebalan dinding saluran, peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan menyebabkan sirosis hati yang disertai oedema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan tergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi. Gejala yang muncul dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
b. Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan, perut terasa penuh, diare.
c. Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, oedema dan sirosis hepatic